Penyakit Polip : Pengertian, Penyebab, Dan Cara Mengobati Polip

Polip adalah sebuah jaringan abnormal dan memiliki tangkai yang tumbuh di dalam tubuh. Ada dua jenis polip yang umum terjadi. Pertama adalah tergantung dari tangkai. Dokter menyebutnya polip bertangkai. Jenis kedua adalah berbentuk datar dan tumbuh langsung dari jaringan di sekitarnya. Jenis ini disebut sessile. Jaringan yang abnormal ini bisa tumbuh di bagian mana pun di dalam tubuh manusia, tapi beberapa area yang umum, antara lain hidung, usus dan rahim.

Polip sering disalah artikan sebagai tumor berbahaya. Padahal, kondisi ini merupakan tumor jinak, bukanlah sebuah kanker. Namun, penyakit ini harus tetap diwaspadai karena berupa jaringan yang tumbuh secara abnormal. Tidak menutup kemungkinan keberadaannya dapat berkembang menjadi sesuatu yang ganas (kanker).

Penyebab Polip

Ada berbagai kondisi yang bisa menyebabkan polip, bergantung dari lokasi tumbuhnya jaringan abnormal tersebut. Dalam beberapa kasus, ada kalanya dokter tak mengetahui pasti penyebab dari tumbuhnya polip. Berikut beberapa hal yang bisa menyebabkan kondisi ini:

  • Riwayat inflamasi/radang pada lokasi tempat tumbuhnya polip.
  • Riwayat kemasukan benda asing.
  • Kista.
  • Tumor.
  • Kadar estrogen yang tinggi.
  • Radang kronik pada perut.

Faktor Risiko Polip

Terdapat beberapa faktor yang bisa meningkatkan seseorang mengidap penyakit ini. Misalnya, polip pada kandung kemih pada laki-laki yang memiliki kebiasaan merokok. Selain itu, ada pula wanita di atas 40 tahun yang berisiko mengidap polip rahim.

Berikut beberapa faktor risiko berdasarkan lokasi tumbuhnya jaringan abnormal tersebut.

Risiko polip usus besar

  • Konsumsi makanan yang tinggi lemak dan rendah serat.
  • Usia lebih dari 50 tahun.
  • Memiliki anggota keluarga yang mengidap polip atau kanker usus besar (riwayat keluarga).
  • Merokok dan minum alkohol.
  • Memiliki penyakit radang usus seperti penyakit Crohn.
  • Obesitas.
  • Tidak berolahraga dengan cukup.
  • Diabetes tipe 2 tidak terkontrol.

Risiko polip lambung

  • Usia, terutama usia tua.
  • Infeksi pada lambung.
  • Sindrom genetik, FAP (Familial Adenomatous Polyposis).
  • Kebiasaan menggunakan obat penghambat pompa proton (PPI).

Risiko polip hidung

  • Infeksi sinus yang tidak diobati hingga tuntas.
  • Alergi.
  • Asma.
  • Penyakit fibrosis sistik.

Risiko polip rahim

  • Menjelang masa atau sudah memasuki masa menopause
  • Memiliki tekanan darah tinggi.
  • Obesitas.
  • Mengonsumsi obat kanker payudara.

Risiko polip pita suara

  • Memiliki pekerjaan yang memerlukan banyak berbicara atau berteriak, seperti penyanyi, guru, instruktur olahraga, dan lain-lain.
  • Merokok.
  • Minum alkohol berlebihan.
  • Alergi.

Gejala Polip

Gejala yang muncul bisa bermacam-macam tergantung dari lokasi tempat tumbuhnya. Ada kalanya tumbuhnya penyakit ini sama sekali tidak menimbulkan gejala pada pengidapnya. Namun, pada beberapa kasus, keberadaan penyakit ini dapat mengganggu keseharian seseorang.

Sebagai contoh pada wanita yang memiliki polip serviks, pengidapnya dapat mengeluhkan adanya perdarahan yang terjadi setelah melakukan hubungan seksual. Contoh lain adalah pada pengidap yang memiliki polip di hidung, akan mengeluhkan hidung yang terasa selalu penuh dan napas yang tidak lega. Pengidap kondisi ini pada pita suara akan mengeluhkan adanya perubahan pada suara.

Sementara itu, pengidap dengan polip pada saluran kemih bisa mengeluhkan adanya gangguan saat BAK. Seperti nyeri, anyang-anyangan, dan ada darah pada urine.

Gejala polip usus besar, antara lain ada darah pada tinja, anemia defisiensi zat besi atau penurunan berat badan yang tidak bisa dijelaskan, perubahan pada pola buang air besar, dan sakit perut.

Diagnosis Polip

Penyakit ini didiagnosis dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik tergantung dari lokasi tempat adanya polip, yang dapat diketahui melalui proses anamnesis. Setelah dilakukan pemeriksaan fisik, dokter dapat melakukan pemeriksaan penunjang seperti rontgen, USG, maupun CT Scan. Untuk beberapa kasus, mungkin saja dokter akan melakukan biopsi. Tujuannya untuk menentukan sifat polip tersebut, jinak atau ganas (kanker).

Pengobatan Polip

Untuk kasus yang jinak dan tak berbahaya, sebenarnya tak memerlukan penanganan khusus. Meski begitu, ada beberapa pengidapnya yang menginginkan polipnya dibuang dengan tindakan operasi.

Berikut beberapa hal yang bisa menjadi pertimbangan perlu tidaknya melakukan tindakan operasi untuk mengangkat polip.

  • Jika polip bersifat ganas.
  • Jumlah dari polip yang ditemukan.
  • Lokasi dari polip.
  • Ukuran dari polip.

Seseorang yang memiliki polip di usus besar (kolon), biasanya dokter melakukan pengangkatan polip tersebut saat dilakukan prosedur kolonoskopi. Kolonoskopi sendiri merupakan sebuah prosedur yang dilakukan untuk melihat bagian dalam dari usus besar. Caranya dengan memasukan selang yang memiliki kamera melalui lubang anus. Sementara itu, untuk kasus pada hidung, cara pengobatannya bisa dengan memberikan terapi steroid/kortikosteroid topikal.

Komplikasi Polip

Komplikasi bergantung dari lokasi tumbuhnya. Misalnya, polip usus besar yang bisa menjadi kanker bila tidak ditangani dengan tepat. Namun, kecil kemungkinannya bisa menjadi ganas bila diangkat atau dibuang.

Sementara itu, ada pula komplikasi yang bisa terjadi pada polip hidung. Komplikasi ini terjadi karena penyakit ini memblokir aliran udara normal dan drainase cairan.  Bukan hanya itu saja, polip hidung juga bisa menyebabkan iritasi jangka panjang dan pembengkakan (peradangan).

Komplikasi polip hidung bisa berupa obstructive sleep apnea. Kondisi ini bisa menyebabkan terhenti napas saat seseorang tidur. Bukan hanya itu, ada juga komplikasi lainnya berupa kambuhnya asma atau memperburuk asma, dan infeksi sinus.

Sementara komplikasi rahim bisa berupa masalah kesuburan. Namun, mengangkat polip yang tumbuh pada rahim bisa memungkinkan wanita untuk hamil.

Pencegahan Polip

Sebenarnya tak semua penyakit ini selalu dapat dicegah pertumbuhannya. Misalnya, pada kasus polip hidung atau rahim. Namun, untuk kasus polip kolon ada beberapa upaya yang bisa kita lakukan untuk mencegahnya tumbuh. Misalnya:

  • Konsumsi makanan sehat, kaya serat (buah-buahan dan sayuran).
  • Menjaga berat badan tetap sehat.
  • Membatasi konsumsi alkohol.
  • Tidak merokok.
  • Rajin berolahraga.