Penyakit Methylprednisolone : Pengertian, Penyebab, Dan Cara Mengobati Methylprednisolone
Methylprednisolone adalah golongan obat kortikosteroid yang berfungsi untuk mengatasi peradangan. Ini termasuk obat keras sehingga hanya bisa kamu dapatkan dengan resep dokter.
Metilprednisolon bisa dikonsumsi oleh anak-anak dan orang dewasa. Bagi ibu hamil dan ibu menyusui, penggunaannya harus di bawah pengawasan dokter. Sebab, kandungan obat ini terbukti bisa terserap ke dalam ASI dan memengaruhi produksinya. Pastikan manfaatnya lebih besar daripada risikonya.
Manfaat Metilprednisolon
Manfaat utama metilprednisolon adalah mengatasi peradangan. Beberapa kondisi medis yang bisa kamu tangani dengan obat ini, yaitu:
- Radang sendi.
- Kelainan darah.
- Reaksi alergi parah.
- Kanker.
- Penyakit mata.
- Penyakit kulit.
- Gangguan ginjal.
- Infeksi usus.
- Penyakit paru-paru.
- Gangguan sistem kekebalan tubuh.
Cara kerja metilprednisolon yaitu menurunkan respons sistem kekebalan untuk mengurangi gejala seperti pembengkakan, nyeri, dan reaksi alergi.
Dosis Metilprednisolone
Dosis metilprednisolon bisa berbeda-beda, tergantung usia, jenis penyakit, tingkat keparahan penyakit dan respons pasien terhadap obat. Berikut dosis methylprednisolone secara umum berdasarkan usia, penyakit dan bentuk obat:
1. Tablet dan suspensi
Berikut dosis untuk menangani reaksi alergi:
- Dewasa: Dosisnya berkisar 4–48 miligram per hari. Jumlahnya dapat kamu tingkatkan menjadi 100 miligram per hari pada kondisi parah.
- Anak-anak: 0,5–1,7 miligram per kilogram berat badan anak setiap harinya. Dosis ini bisa kamu bagi menjadi dua kali jadwal konsumsi.
2. Suntik
Berikut adalah metode dan tujuan pemberian methylprednisolone dalam bentuk suntikan:
- Peradangan, autoimun dan asma berat bisa kamu suntikkan ke bagian otot
- Peradangan, multiple sclerosis, asma berat, dan untuk mencegah reaksi penolakan tubuh setelah transplantasi organ bisa kamu suntikan ke pembuluh darah.
- Osteoarthritis, rheumatoid arthritis, atau bursitis bisa kamu suntikan langsung ke bagian sendi.
- Pada kasus keloid, alopecia areata, gejala lupus pada kulit, lichen planus, psoriasis kulit, lichen simplex, dan granuloma annulare, methylprednisolone akan disuntikan langsung ke area yang sakit.
Cara Penggunaan Metilprednisolon
Berikut cara penggunaan metilprednisolon dalam bentuk tablet:
- Langsung diminum melalui mulut seperti yang diarahkan oleh dokter atau aturan yang tertera pada label.
- Kamu juga bisa mengonsumsinya bersama makanan apabila mengidap mag.
- Konsumsi obat di waktu yang sama setiap harinya. Jika melewatkan dosis, segera konsumsi saat ingat apabila jarak dengan waktu minum berikutnya belum terlalu dekat. Jika sudah dekat, abaikan dosis yang sudah terlewat.
Perhatian Penggunaan Metilprednisolon
Beri tahu dokter atau apoteker jika kamu alergi terhadap metilprednisolon maupun jenis obat kortikosteroid lainnya. Ada pun beberapa hal yang perlu kamu perhatikan sebelum mengonsumsi obat ini:
- Beri tahu dokter apabila mengidap gangguan perdarahan, pembekuan darah, tulang rapuh (osteoporosis).
- Kamu juga perlu memberi tahu dokter apabila mengidap diabetes, masalah jantung, hipertensi, kejang, infeksi cacing, infeksi jamur, gangguan ginjal dan penyakit hati.
- Informasikan pada dokter apabila mengidap penyakit mata, seperti katarak, glaukoma atau infeksi herpes pada mata.
- Beri tahu dokter apabila mengidap gangguan mental, seperti psikosis, depresi , kecemasan.
- Kamu juga perlu menginformasikan pada dokter jika punya riwayat masalah lambung atau usus, seperti divertikulitis, maag, kolitis ulseratif.
- Jangan mengemudi, menggunakan mesin, atau melakukan apapun yang memerlukan kewaspadaan usai mengonsumsi obat in.
- Minum alkohol bersama dengan konsumsi methylprednisolone berpotensi menyebabkan perdarahan lambung.
- Beri tahu dokter jika telah atau akan melakukan imunisasi, vaksinasi, atau tes kulit apa pun.
- Hindari kontak dengan orang yang baru saja menerima vaksin hidup (seperti vaksin flu yang dihirup melalui hidung).
- Beri tahu dokter jika berencana menjalani operasi, termasuk operasi gigi.
- Informasikan pada dokter obat-obatan lain yang sedang kamu konsumsi, termasuk suplemen dan obat herbal.
- Lansia mungkin lebih sensitif terhadap efek samping obat ini. Mereka lebih berpotensi mengalami osteoporosis, pendarahan lambun atau usus, dan perubahan mental.
- Obat ini dapat memperlambat pertumbuhan anak jika kamu gunakan dalam waktu lama. Konsultasikan dengan dokter atau apoteker untuk lebih jelasnya.
- Konsultasikan dengan dokter jika sedang hamil atau menyusui.
Efek Samping Metilprednisolon
Metilprednisolon jarang menimbulkan efek samping dan umumnya aman digunakan. Meski begitu, beberapa orang mengeluhkan efek samping ringan, seperti:
- Mual.
- Muntah.
- Mulas.
- Sakit kepala.
- Pusing.
- Sulit tidur.
- Perubahan nafsu makan.
- Berkeringat.
- Jerawat.
Ada pun efek samping yang lebih serius sehingga perlu kamu waspadai, yaitu:
- Kenaikan berat badan yang tidak biasa.
- Perubahan periode menstruasi.
- Nyeri tulang.
- Nyeri sendi.
- Mudah memar.
- Perubahan mental atau suasana hati.
- Kelemahan otot.
- Wajah bengkak.
- Penyembuhan luka lambat.
- Pembengkakan pada pergelangan kaki dan tangan.
- Kulit menipis.
- Gangguan penglihatan.
- Detak jantung tidak teratur.
- Gejala pendarahan lambung atau usus.
- Mengalami gejala gula darah tinggi seperti peningkatan rasa haus atau sering buang air kecil.
Segera cari bantuan medis apabila mengalami tanda-tanda alergi serius usai mengonsumsi methylprednisolone. Ciri-cirinya, yaitu:
- Ruam.
- Gatal.
- Pembengkakan pada wajah, lidah dan tenggorokan.
- Pusing parah.
- Kesulitan bernapas.
Untuk mencegah kondisi di atas, kamu perlu mengetahui penyebab seseorang terkena alergi obat. Baca artikel berikut ini untuk mengetahui lebih lanjut tentang gejala alergi obat Ini Alasan Orang Bisa Kena Alergi Obat.
Interaksi Metilprednisolon
Interaksi obat dapat mengubah cara kerja obat atau meningkatkan risiko efek samping yang serius. Beberapa produk yang dapat berinteraksi dengan metilprednisolon, antara lain:
- Aldesleukin.
- Mifepristone.
- Clopidogrel.
- Warfarin.
- Dabigatran.
- Ibuprofen.
- Celecoxib.
- Aspirin.
- Salisilat.
- Ketoconazole.
- Siklosporin.
- Estrogen.
- Darunavir.
- Eritromisin.
- Ritonavir.
- Fenitoin.
- Fenobarbital.
Obat ini juga dapat mengganggu hasil tes laboratorium tertentu, terutama tes kulit. Maka dari itu, beri tahu dokter sebelum mengonsumsi obat ini apabila akan menjalani tes tertentu.
Kontraindikasi Metilprednisolon
Kontraindikasi merupakan sebuah kondisi, penyakit, atau situasi yang membuat seseorang tidak disarankan atau tidak diperbolehkan untuk menjalani pengobatan tertentu. Seseorang dengan kondisi berikut tidak dokter anjurkan untuk mengonsumsi metilprednisolon:
- Tuberkulosis aktif yang tidak mendapat pengobatan.
- Infeksi herpes simpleks pada mata.
- Tuberkulosis tidak aktif.
- Infeksi jamur.
- Infeksi usus akibat cacing gelang Strongyloides.
- Rendahnya hormon tiroid.
- Diabetes.
Leave a Reply