Penyakit Cacing : Pengertian, Penyebab, Dan Cara Mengobati Penyakit Cacing

Cacing kremi adalah jenis cacing yang bersifat parasit dan menyerang atau menjangkiti usus besar manusia. Parasit ini memiliki karakteristik fisik yang sekilas terlihat seperti benang dan berwarna putih. Cacing kremi memiliki nama latin Enterobius vermicularis, dan memiliki rata-rata panjang tubuh 5–13 milimeter. 

Selain itu, parasit ini bisa dilihat pada tinja (feses) atau sekitar lubang anus si pengidap cacing kremi. Karena cacing ini menaruh telur-telurnya pada lipatan di sekeliling anus saat pengidap tertidur. Beberapa orang tidak menunjukkan gejala saat alami infeksi dari cacing ini, tetapi ada juga yang mengalami gatal-gatal di anus dan tidur menjadi gelisah.

Umumnya, infeksi yang ditimbulkan oleh cacing kremi tidak akan menimbulkan kondisi medis yang serius. Namun, cacing kremi bisa naik ke area anal menuju ke vagina, uterus, tuba falopi, dan sekitar organ pada pinggul. Meskipun jarang terjadi, ada beberapa komplikasi yang dapat terjadi, seperti endometriosis dan vaginitis.

Penyebab Cacing Kremi

Seseorang bisa terjangkit parasit cacing kremi jika menelan telur dari cacing kremi. Telur tersebut juga bisa tertelan setelah terhirup lebih dahulu. Ketika bertelur, seekor cacing kremi betina bisa meletakan ribuan telur di sekitar vagina atau anus. Saat proses bertelur, rasa gatal yang diidap oleh pengidap disebabkan karena cacing kremi betina mengeluarkan lendir, sehingga perasaan tidak nyaman itu timbul. 

Rasa gatal akan memancing pengidap untuk menggaruk atau mengelap anus atau vagina. Saat menggaruk atau mengelap itulah, telur-telur cacing bisa menempel pada ujung jari atau di bawah kuku pengidap.

Perlu diketahui, telur cacing kremi bisa bertahan hidup selama dua minggu. Telur-telur cacing kremi pada tangan pengidap bisa berpindah pada benda apa pun yang disentuhnya seperti:

  • Seprai dan sarung bantal.
  • Handuk.
  • Mainan anak.
  • Peralatan dapur.
  • Sikat gigi.
  • Perabotan rumah.
  • Permukaan dapur atau kamar mandi.

Cacing kremi kebanyakan diidap oleh anak-anak karena masih belum bisa menjaga kebersihan tangannya dengan baik. Selain anak-anak, seseorang yang sering melakukan kontak langsung dengan pengidap cacing kremi, dan yang hidup di lingkungan padat penduduk juga berisiko lebih tinggi untuk tertular.

Berikut beberapa fakta mengenai infeksi cacing kremi:

Cacing Kremi bisa Menular

Perlu diwaspadai, cacing kremi bisa sangat menular. Telur cacing kremi ditularkan dari satu orang ke orang lain ketika cacing (entah bagaimana) membuat jalan mereka dari kotoran seseorang yang terinfeksi ke mulut atau hidung orang lain. Telur bisa masuk ke tubuh seseorang setelah permukaan yang terinfeksi disentuh. Permukaan itu bisa apa saja, misalnya peralatan rumah tangga, meja, gagang pintung, pakaian, toilet, mainan, bahkan makanan dan minuman. 

Namun, cacing kremi tidak hidup dari hewan. Jadi kamu tidak bisa mendapatkan cacing kremi dari anjing atau kucing, atau menularkan cacing kremi ke hewan peliharaan. Meski begitu, ada baiknya tetap menjaga kebersihan hewan peliharaan kamu dan lingkungan agar kamu atau hewan peliharaan kamu tidak tertular.

Cacing Kremi Bisa Terhirup Melalui Udara

Ada kemungkinan juga seseorang menghirup telur cacing kremi. Hal tersebut karena ukuran telur cacing kremi sangat kecil dan hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Telur cacing ini terbilang sangat ringan sehingga mampu beterbangan dan terhirup ke dalam tubuh atau menempel ke makanan yang akan dikonsumsi.

Siklus Hidup Cacing Kremi dalam Tubuh

Parasit Enterobius vermicularis berukuran kecil dan tipis. Mereka termasuk dalam kategori parasit. Setelah telur berada di dalam tubuh, mereka melakukan perjalanan ke usus kecil untuk menetas. Larva kemudian pindah ke usus besar di mana mereka hidup sebagai parasit saat waktunya tiba. 

Setelah satu atau dua bulan, cacing kremi betina dewasa melakukan perjalanan lagi, kali ini ke daerah rektum untuk bertelur dan kemudian mati. Total umur cacing kremi adalah sekitar 13 minggu.

Ketidaknyamanan dan gatal luar biasa yang terkait dengan infeksi cacing kremi disebabkan adanya telur Enterobius vermicularis di dekat rektum. Seseorang bisa mendapatkan telur di tangan dan di bawah kuku saat menggaruk area yang terinfeksi. Sayangnya, hal tersebut dapat memicu siklus cacing kremi baru dan berkepanjangan.

Faktor Risiko Cacing Kremi

Ada banyak faktor yang dapat meningkatkan seseorang terinfeksi cacing kremi, yaitu:

  • Cacing kremi umumnya terjadi pada anak-anak berusia 5-14 tahun.
  • Anak-anak yang menghadiri penitipan anak, prasekolah, atau sekolah dasar.
  • Tinggal di tempat yang padat.
  • Tinggal di daerah beriklim tropis.
  • Tinggal bersama orang yang terinfeksi.
  • Seseorang yang merawat orang terinfeksi.
  • Seseorang yang tidak mempraktikkan cuci tangan teratur dan sebelum makan.
  • Anak-anak yang memiliki kebiasaan mengisap jempol.

Gejala Cacing Kremi

Umumnya gejala yang paling sering terjadi pada pengidap adalah rasa gatal di sekitar anus dan vagina di malam hari. Penyebab utama rasa gatal ini disebabkan oleh aktivitas cacing kremi saat menaruh telur-telurnya. Jika infeksi parah sudah terjadi, berikut ini adalah beberapa gejala yang biasanya dirasakan pengidap:

  • Sering mengompol.
  • Hilangnya nafsu makan.
  • Kesulitan tidur atau insomnia.
  • Berat badan berkurang.
  • Infeksi kulit di sekitar anus.
  • Nyeri perut dan mual. 

Diagnosis Cacing Kremi

Diagnosis dilakukan dengan melakukan tes menggunakan plester khusus. Seseorang yang terinfeksi cacing kremi akan diminta untuk menempelkan plester tersebut pada kulit di sekitar anus di pagi hari, segera setelah bangun tidur, dan sebelum mandi. Plester ini berguna untuk memeriksa telur cacing yang mungkin berada di anus, untuk diperiksa di bawah mikroskop. 

Tes ini sebaiknya dilakukan 3 hari berturut-turut agar hasil yang didapatkan lebih akurat. Dokter akan memberikan pengobatan yang sesuai dengan gejala dan kondisi tubuh, jika telur cacing terdeteksi dalam tubuh.

Pengobatan Cacing Kremi

Pengobatan cacing kremi bertujuan untuk menghilangkan cacing kremi dan mencegah infeksi kembali terjadi. Dikarenakan risiko penyebaran infeksi cacing kremi tinggi, semua orang yang tinggal satu rumah dengan pengidap cacing kremi juga harus menjalani pengobatan. Pengobatan harus dijalani sesuai anjuran dokter dan dilakukan secara bertahap hingga cacing kremi benar-benar hilang dari tubuh. 

Berikut ini pengobatan yang bisa dilakukan:

  • Obat resep berupa Mebendazole dan Albendazole adalah obat oral yang dapat mengeluarkan cacing kremi melalui buang air besar. Namun, obat ini biasanya tidak direkomendasikan untuk diberikan kepada anak di bawah usia 2 tahun.
  • Obat bebas resep juga banyak dijual di apotek.

Meskipun obat-obatan dapat mengatasi infeksi cacing, gatal-gatal dapat berlanjut selama sekitar satu minggu setelahnya. Jadi dokter juga mungkin memberikan krim atau obat lain untuk membantu menghentikan rasa gatal. Pastikan juga untuk mempraktekkan hidup sehat sebagai kebiasaan sehari-hari.

Komplikasi Cacing Kremi

Infeksi cacing kremi biasanya tidak menyebabkan masalah serius. Meski jarang terjadi, wanita yang terinfeksi berat dapat mengalami komplikasi infeksi pada alat kelaminnya. Cacing kremi juga dapat menyebar dari area anus ke vagina hingga rahim, saluran tuba, dan di sekitar organ panggul. Hal ini dapat menyebabkan masalah seperti peradangan pada vagina (vaginitis) dan peradangan pada lapisan dalam rahim (endometritis).

Berbagai komplikasi lain yang dapat disebabkan oleh infeksi cacing kremi dapat berupa:

  • Infeksi saluran kemih.
  • Penurunan berat badan.
  • Infeksi bagian perut (rongga peritoneum).

Pencegahan Cacing Kremi

Telur cacing kremi dapat menempel di banyak permukaan, termasuk keran, tempat tidur, mainan, dudukan toilet dan benda lainnya. Telur ini dapat menempel selama dua minggu. Maka dari itu, pembersihan permukaan yang berisiko menjadi tempat menempelnya telur cacing ini. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membantu mencegahnya, antara lain:

  • Hindari berbagi handuk atau barang-barang pribadi dengan orang lain.
  • Mencuci semua baju, sprei, handuk, dan mainan.
  • Cuci semua benda dengan air panas.
  • Membersihkan debu di seluruh rumah.
  • Bersihkan kamar mandi dan dapur.
  • Hindari untuk menyentuh benda yang terkontaminasi dengan telur cacing kremi.
  • Hindari makan di kamar tidur.
  • Jaga agar kuku-kuku selalu pendek.
  • Ajari anak untuk tidak menggigit kuku dan mengisap jari.
  • Mandi setiap hari. 
  • Hindari menggaruk area anus.