Pengertian Depresi

Depresi atau gangguan depresi mayor adalah gangguan kesehatan mental yang memengaruhi perasaan, cara berpikir dan cara bertindak seseorang.

Gejala depresi pada seseorang yang paling umum adalah merasa sedih dan kehilangan minat untuk melakukan aktivitas yang biasa mereka lakukan.

Kondisi ini kemudian dapat menyebabkan berbagai masalah emosional dan fisik.

Efek depresi dapat berlangsung lama atau bahkan berulang dan mampu memengaruhi kemampuan seseorang menjalani aktivitas sehari-hari.

Tidak hanya itu, gangguan kesehatan ini juga dapat memburuk dan bertahan lebih lama bila tak mendapatkan penanganan.

Apa Saja Bentuk Depresi?

Depresi terbagi menjadi beberapa jenis berdasarkan tingkat keparahan dan apa yang menjadi penyebabnya.

Berikut penjelasan untuk setiap jenisnya:

1. Depresi mayor

Jenis gangguan kesehatan mental ini muncul dengan gejala berupa perasaan sedih, mengalami kehilangan minat, atau gejala pada umumnya.

Kondisi ini bisa muncul setiap waktu dan berlangsung selama sekitar 2 minggu atau bahkan lebih.

2. Distimia

Selain itu, ada pula distimia atau gejala depresi yang kronis (persistent depressive disorder). Jenis ini termasuk dalam depresi mayor yang telah terjadi dalam waktu yang lama, yaitu setidaknya selama 2 tahun.

3. Gangguan bipolar

Kemudian, ada pula gangguan bipolar, masalah suasana hari yang muncul dengan gejala berupa perubahan emosi dan suasana hati yang drastis pada dua rentang waktu.

Ketika mengalami masalah kesehatan mental ini, seseorang dapat berada pada fase mania atau senang berlebihan dan depresi mayor (perasaan sedih dan putus asa).

4. Depresi postpartum

Jenis depresi ini sangat umum terjadi pada ibu yang baru melalui proses persalinan.

Biasanya, kondisi ini muncul dengan gejala depresi mayor dalam waktu kurang lebih 1 tahun setelah persalinan.

5. Premenstrual dysphoric disorder (PMDD)

PMDD adalah gangguan mental yang identik dengan wanita. Gejalanya bisa terlihat sekitar 1 minggu sebelum hari menstruasi untuk beberapa wanita, lalu menghilang ketika haid tiba.

Namun, gangguan ini tidak sama dengan gejala dari PMS atau Premenstrual Syndrome.

6. Depresi atipikal (atypical depression)

Jenis ini biasanya muncul dengan beberapa gejala depresi yang tidak khas. Misalnya, kenaikan berat badan yang signifikan, terlalu banyak tidur, penolakan, dan sedih yang berlebihan.

Umumnya, gejala ini akan mulai mereda jika pengidapnya mengalami kejadian atau suasana yang positif.

7. Psychotic depression

Terakhir, ada psychotic depression, kondisi gangguan kesehatan mental yang muncul pada seseorang yang mengalami depresi yang parah bersamaan dengan gejala psikotik, misalnya delusi, halusinasi, dan masalah pola pikir.

Penyebab Depresi

Sayangnya, ahli belum mengetahui apa yang menjadi penyebab pasti seseorang mengalami depresi.

Namun, mereka menduga bahwa kelainan kesehatan mental ini terjadi karena beberapa faktor pemicu berikut ini.

    • Masalah biologis. Seseorang yang mengidap depresi kemungkinan mengalami perubahan fisik pada otak. Meski begitu, tingkat signifikan dari perubahan ini belum pasti, meski akhirnya dapat membantu menentukan sesuatu yang jadi penyebabnya.
    • Gangguan kimia pada otak. Neurotransmitter adalah bahan kimia pada otak yang terbentuk secara alami dan kabarnya memiliki peran dalam terbentuknya depresi. Studi menyebutkan jika perubahan fungsi dan efek neurotransmitter ini dapat memengaruhi stabilitas suasana hati sehingga berdampak pula pada tingkat depresi pada seseorang.
    • Gangguan hormon. Perubahan atau gangguan pada keseimbangan hormon dapat memicu terjadinya depresi. Hal ini kerap terjadi selama kehamilan dan beberapa minggu atau bulan setelahnya (pascapartum). Selain itu, seseorang yang mengalami masalah tiroid, menopause, serta beberapa kondisi lainnya juga memiliki risiko tinggi pada depresi.
    • Penyakit keturunan. Masalah kesehatan mental ini lebih berisiko terjadi pada seseorang dengan keluarga inti yang pernah mengalami kondisi serupa. Ahli menyebutkan, gen dapat memengaruhi risiko dari penyebab depresi.
    • Peristiwa kehidupan. Mengalami stres, kematian orang tersayang, peristiwa yang mengecewakan (trauma), isolasi dan kurangnya dukungan dapat menyebabkan depresi.
    • Kondisi medis. Rasa sakit dan penyakit fisik yang berkelanjutan dapat menyebabkan depresi. Pengidap penyakit kronis seperti diabetes, kanker, dan penyakit Parkinson lebih rentan mengalami depresi.
    • Obat. Beberapa obat memiliki efek samping depresi. Narkoba dan alkohol juga dapat menyebabkan depresi atau memperburuknya.