Kanker Radang Gusi : Pengertian, Penyebab, Dan Cara Mengobati Nyeri Radang Gusi

Radang gusi atau gingivitis adalah penyakit gusi (penyakit periodontal) yang umum dan bersifat ringan. Penyakit ini ditandai dengan pembengkakan dan kemerahan pada gingiva, bagian dari gusi di sekitar pangkal gigi. 

Radang gusi perlu diobati segera hingga tuntas. Pasalnya, gingivitis bisa menyebabkan penyakit gusi yang jauh lebih serius yang disebut periodontitis dan kehilangan gigi.

Penyebab Radang Gusi

Penyebab radang gusi yang paling umum adalah penumpukan plak yang terbentuk dari kumpulan bakteri, dan sisa-sisa makanan yang telah menempel pada permukaan gigi.

Kondisi tersebut bisa terjadi bila seseorang tidak menjaga kebersihan giginya dengan baik. Jadi, jangan biarkan plak menempel di gigi selama lebih dari 48 jam, karena lapisan lengket tersebut bisa mengeras dan membentuk karang gigi.

 

Faktor Risiko Radang Gusi

Berikut faktor risiko yang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit radang gusi:

  • Tidak menjaga kebersihan mulut dengan baik.
  • Merokok.
  • Usia tua.
  • Mulut kering.
  • Kekurangan asupan nutrisi, terutama vitamin C.
  • Pernah mengidap diabetes.
  • Infeksi jamur dan virus tertentu.
  • Perubahan hormon pada tubuh seperti pada saat menstruasi, hamil, atau sedang menggunakan pil KB.
  • Mengidap kondisi yang menurunkan kekebalan tubuh seperti leukemia, HIV/AIDS, atau pengobatan kanker.

Gejala Radang Gusi

Penyakit radang gusi sering kali tidak disadari oleh pengidapnya. Namun, berikut gejala umum yang sebaiknya diwaspadai:

  • Perubahan warna gusi menjadi merah.
  • Gusi yang bengkak.
  • Bau mulut.
  • Perdarahan dari gusi saat menyikat gigi atau flossing.
  • Gusi mungkin terasa menyakitkan ketika disentuh.
  • Gusi menjadi lembut dan sensitif.

Diagnosis Radang Gusi

Untuk mendiagnosis radang gusi, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan berikut:

  • Meninjau riwayat dan kondisi gigi, serta medis pasien yang bisa berkontribusi pada gejala yang muncul.
  • Memeriksa gigi, gusi, mulut, dan lidah untuk mencari tanda-tanda plak dan peradangan.
  • Mengukur kedalaman kantong dari alur antara gusi dan gigi dengan memasukkan probe gigi di samping gigi, di bawah garis gusi. Biasanya dokter memeriksa di beberapa tempat di seluruh mulut kamu. Dalam mulut yang sehat, kedalaman kantong biasanya antara 1 dan 3 milimeter (mm). Kantong yang lebih dalam dari 4 mm dapat mengindikasikan penyakit gusi.
  • Melakukan rontgen gigi untuk memeriksa keropos tulang di area di mana dokter gigi melihat kantong yang lebih dalam.
  • Tes lain sesuai kebutuhan. Jika tidak jelas apa yang menyebabkan gingivitis kamu, dokter gigi bisa menyarankan untuk mendapatkan evaluasi medis. Tujuannya untuk memeriksa kondisi kesehatan yang mendasarinya.

Pengobatan Radang Gusi

Pengobatan radang gusi bertujuan untuk mengendalikan infeksi dan mengembalikan kesehatan gigi dan gusi. Dokter gigi atau periodontist  akan membersihkan gigi pengidap secara menyeluruh untuk menghilangkan bakteri berbahaya, plak dan karang gigi. Kemudian, perawatan tambahan berikut juga bisa dilakukan:

  • Scaling dan root planingScaling dilakukan untuk menghilangkan karang gigi dan bakteri dari gigi dan dari bawah gusi kamu. Sementara root planing untuk menghaluskan permukaan akar gigi. Langkah ini membantu mencegah bakteri menempel.
  • Restorasi gigi. Dokter gigi mungkin akan menawarkan restorasi gigi untuk memperbaiki atau melepas mahkota, tambalan, atau jembatan yang menonjol atau tidak pas. Permukaan yang lebih halus lebih mudah dibersihkan.
  • Merekomendasikan rutinitas kebersihan mulut. Pembersihan gigi yang baik biasanya bisa mengatasi gingivitis. Namun, kamu perlu mempertahankan kebiasaan tersebut setelah kembali ke rumah. Dokter akan mengajarkan cara membersihkan gigi dengan benar dan menjadwalkan pemeriksaan selanjutnya.
  • Obat-obatan. Obat kumur antimikroba dapat membantu menghancurkan bakteri jahat.

Komplikasi Radang Gusi

Bila tidak diobati, radang gusi bisa berkembang menjadi penyakit gusi yang menyebar ke jaringan dan tulang di bawahnya (periodontitis). Kondisi tersebut jauh lebih serius dan bisa menyebabkan kehilangan gigi.

Peradangan gingiva kronis telah dikaitkan dengan beberapa penyakit sistemik. Contohnya seperti penyakit pernapasan, diabetes, penyakit arteri koroner, stroke dan rheumatoid arthritis. 

Selain itu, beberapa penelitian menunjukkan bahwa bakteri penyebab periodontitis dapat memasuki aliran darah melalui jaringan gusi, dan bisa memengaruhi jantung, paru-paru, serta bagian lain dari tubuh. Namun, masih membutuhkan penelitian lebih lanjut terkait hal tersebut.  

Gingivitis ulseratif nekrotikans (NUG) juga merupakan komplikasi yang bisa terjadi akibat gingivitis. NUG bisa menyebabkan gusi yang nyeri, terinfeksi, berdarah dan ulserasi.