Pengertian Laktulosa Dan Penyebab Laktulosa
Laktulosa ialah obat untuk menangani konstipasi atau susah bab. Obat ini bekerja dengan menyalurkan cairan ke usus hingga membuat tinja lebih lunak dan gampang dikeluarkan.
Laktulosa bisa dipakai untuk tangani dan menghambat ensefalopati hepatikum, yakni abnormalitas peranan dan susunan otak karena kompleksitas dari penyakit liver. Obat ini cuma bisa dimakan sama sesuai resep dokter.
Peringatan Sebelum Mengonsumsi Laktulosa
Ikuti anjuran dan saran dokter selama menjalani pengobatan dengan laktulosa. Sebelum mengonsumsi obat ini, Anda perlu memperhatikan beberapa hal berikut:
- Jangan mengonsumsi laktulosa jika Anda alergi terhadap obat ini. Selalu beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki.
- Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang menderita diabetes, penyakit Crohn, gangguan dalam mencerna gula (galaktosemia), kolitis ulseratif, atau sedang menjalani diet rendah galaktosa.
- Jangan mengonsumsi laktulosa bersamaan dengan obat-obatan laksatif lain.
- Beri tahu dokter bahwa Anda sedang menggunakan laktulosa sebelum menjalani operasi.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan.
- Beri tahu dokter mengenai semua obat-obatan lain yang sedang dikonsumsi, terutama obat-obatan antibiotik dan antasida.
- Segera periksakan diri ke dokter jika terjadi reaksi alergi obat atau overdosis setelah mengonsumsi laktulosa.
Dosis dan Aturan Pakai Laktulosa
Dosis laktulosa dapat berbeda pada tiap pasien. Berikut ini adalah dosis umum penggunaan laktulosa sesuai kondisi dan usia pasien:
Kondisi: Konstipasi
- Dewasa: Dosis awal 15–45 ml per hari, dapat dibagi menjadi 1–2 jadwal konsumsi. Dosis pemeliharaan adalah 15–30 ml per hari, dapat dibagi menjadi 1–2 jadwal konsumsi.
- Anak usia <1 tahun: Dosis awal dan pemeliharaan 5 ml per hari, dapat dibagi menjadi 1–2 jadwal konsumsi.
- Anak usia 1–6 tahun: Dosis awal dan pemeliharaan 5–10 ml per hari, dapat dibagi menjadi 1–2 jadwal konsumsi.
- Anak usia 7–14 tahun: Dosis awal 15 ml per hari, dapat dibagi menjadi 1–2 jadwal konsumsi. Dosis pemeliharaan 10–15 ml per hari, dapat dibagi menjadi 1–2 jadwal konsumsi.
Kondisi: Ensefalopati hepatikum
- Dewasa: Dosis 30–45 ml, 3–4 kali sehari. Sesuaikan dosis hingga mudah buang air besar, setidaknya sebanyak 2–3 kali sehari.
Cara Mengonsumsi Laktulosa dengan Benar
Ikuti anjuran dokter dan baca informasi yang tertera pada label kemasan obat sebelum mengonsumsi laktulosa. Jangan mengurangi atau menambah dosis tanpa berkonsultasi dulu dengan dokter.
Laktulosa dapat dikonsumsi sebelum atau setelah makan. Obat ini juga dapat dicampurkan dengan jus, susu, atau camilan. Biasanya, efek obat akan mulai terasa setelah 1–2 hari obat dikonsumsi.
Untuk mengonsumsi obat ini, gunakan alat takar yang tersedia di kemasan obat atau yang diberikan dokter. Jangan menggunakan alat takar lain atau sendok rumah, karena dosis bisa jadi tidak sesuai dengan yang diresepkan.
Jika lupa mengonsumsi laktulosa, disarankan untuk segera melakukannya bila jeda dengan jadwal konsumsi berikutnya belum terlalu dekat. Jika sudah dekat, abaikan dan jangan menggandakan dosis.
Simpan laktulosa di suhu ruangan dan dalam wadah tertutup agar tidak terkena paparan sinar matahari langsung, serta jauhkan dari jangkauan anak-anak.
Interaksi Laktulosa dengan Obat Lain
Berikut ini adalah efek interaksi obat yang dapat terjadi jika laktulosa dikonsumsi bersamaan dengan obat-obatan lainnya:
- Penurunan efek terapeutik laktulosa jika digunakan dengan glutamin
- Peningkatan efek obat glikosida jantung
- Penurunan efektivitas laktulosa jika digunakan dengan obat maag yang mengandung alumunium hidroksida dan magnesium hidroksida, serta antibiotik, seperti neomycin
- Peningkatan risiko berkurangnya kadar kalium di dalam darah jika dikonsumsi dengan thiazide, kortikosteroid, atau amphotericin B
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping yang parah jika digunakan dengan obat pencahar lainnya, seperti gliserol
Efek Samping dan Bahaya Laktulosa
Efek samping yang dapat muncul setelah mengonsumsi laktulosa adalah:
- Diare
- Kembung
- Mual
- Muntah
- Kram perut
- Dehidrasi
- Hipokalemia
Temui dokter jika Anda mengalami efek samping di atas. Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat yang bisa ditandai dengan gejala berupa bengkak pada bibir dan kelopak mata, ruam yang gatal, atau sulit bernapas setelah menggunakan laktulosa.