Apa Itu ?Diagnosis Jerawat

Tidak ada pemeriksaan khusus untuk memastikan jerawat. Untuk mendiagnosis jerawat, dokter spesialis kulit akan melakukan pemeriksaan secara fisik. Hal itu melibatkan pemeriksaan wajah, dada, atau punggung untuk mengetahui berbagai jenis jerawat. Contohnya seperti komedo atau nodul merah yang sakit.

Dokter juga akan bertanya mengenai kondisi kesehatan, siklus menstruasi, hingga kebiasaan yang kerap kamu lakukan. Dokter juga akan bertanya mengenai jenis dan pola makan yang kamu jalani.

Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan tingkat keparahan, baik dari segi jumlah maupun tingkat peradangan. Tingkat keparahan jerawat bisa dibagi menjadi:

  • Ringan, kebanyakan komedo putih dan komedo, dengan sedikit papula dan pustula.
  • Sedang, whiteheads dan blackheads lebih luas, dengan banyak papula dan pustula.
  • Parah, banyak papula, pustula, nodul atau kista yang besar dan nyeri; kamu mungkin juga memiliki beberapa jaringan parut.

Jika jerawat yang kamu alami termasuk golongan ringan, biasanya dokter akan langsung memberikan pengobatan yang sesuai. Namun, jika masuk dalam kondisi yang sedang hingga parah, pemeriksaan lanjutan bisa dilakukan.

Dokter bisa melakukan pengambilan sampel untuk memastikan penyebab jerawat. Selain itu, tes pencitraan juga bisa dilakukan jika dokter mengindikasi adanya kista atau tumor.

Pengobatan Jerawat

Beberapa langkah bisa kamu lakukan sebagai cara menyembuhkan jerawat, antara lain:

  • Mengurangi produksi minyak.
  • Melawan infeksi bakteri.
  • Mempercepat pergantian sel kulit dan mengurangi peradangan.

Untuk mendapatkan pengobatan yang tepat, diskusikan terlebih dahulu masalah kulit tersebut dengan dokter spesialis kulit lewat aplikasi Halodoc.✔️

Ahli medis tersebut umumnya memberikan obat-obatan yang mengandung sulfur, resorsinol, asam salisilat, antibiotik, dan isotretinoin.

Penggunaan obat-obatan harus dalam pengawasan dokter, karena efek samping yang bisa muncul.

Wanita hamil juga sebaiknya tidak menggunakan isotretinoin, karena dapat menyebabkan kecacatan pada janin.

Beberapa upaya lain yang dapat kamu lakukan untuk mengatasi jerawat, antara lain:

  • Membersihkan peralatan kosmetik dengan menggunakan sabun dan air hangat secara rutin.
  • Memilih kosmetik non-comedogenic, yang sifatnya tidak menutup pori-pori di kulit.
  • Menggunakan pelembap non-comedogenic, yang tidak dapat menyebabkan jerawat dan sesuai dengan jenis kulit.
  • Menghindari memencet dan memegang jerawat, karena dapat membuatnya bertambah banyak.
  • Menghindari menggosok wajah dengan menggunakan kain atau sarung tangan dengan permukaan kasar.
  • Menjaga kebersihan tubuh dengan segera mandi setelah beraktivitas, karena minyak berlebih di wajah dapat memicu terjadi jerawat.
  • Menjaga kebersihan wajah dengan membersihkan wajah dua kali dalam sehari, untuk mengangkat sel-sel kulit mati, minyak yang berlebihan, serta sisa kosmetik di permukaan kulit.

Komplikasi Jerawat

Berikut ini beberapa komplikasi jerawat yang berisiko terjadi, yaitu:

1. Bekas jerawat

Komplikasi yang paling umum terjadi adalah jaringan parut atau bekas luka jerawat atau disebut juga bopeng.

Setiap jenis jerawat bisa menyebabkan jaringan parut, tapi hal itu lebih sering terjadi ketika jenis yang paling parah (nodul dan kista) pecah dan merusak kulit di sekitarnya.

Ada tiga jenis utama bekas jerawat yang bisa terjadi sebagai komplikasi, yaitu:

  • Bekas luka ice pick, jenis bopeng terkecil, yaitu dengan diameter kurang dari 2 milimeter. Namun, bekas luka ini cukup dalam dan cekung dengan bentuk menyerupai huruf “V”.
  • Bekas luka bergulung, terjadi akibat jaringan parut yang terbentuk di bawah kulit, membuat permukaan kulit tampak menggelinding dan tidak rata.
  • Bekas luka boxcar, depresi bulat atau oval, atau kawah di kulit.